Senin, 17 Maret 2014

Hafalan Shalat Delisa



Judul : Hafalan Shalat Delisa
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Republika
Tahun Pertama Terbit : 2005
Jumlah Halaman : 270

        Pertama-tama saya akan sedikit menuliskan mengenai sinopsis dari novel ini. Novel yang berjudul Hafalan Shalat Delisa bercerita tentang anak perempuan yang memiliki mata berwarna hijau, rambut yang ikal pirang dan masih berusia 6 tahun. Anak perempuan ini bernama Delisa. Ia merupakan anak bungsu dari 4 bersaudara. Kakak-kakaknya bernama Cut Fatimah, Cut Zahra, dan Cut Aisyah. Keluarga Delisa bertempat tinggal di Lhok Nga, Aceh. Delisa dan ke tiga kakanya tinggal bersama Ummi mereka, karena Abi bekerja sebagai mekanik sebuah kapal yang mengharuskan Abi ikut berlayar selama berbulan-bulan.
        Meski terkadang Delisa rindu kepada Abi, namun Delisa tetap menjalani hidupnya dengan kecerian tanpa Abi. Suatu hari Delisa mendapat tugas hafalan shalat dari sekolahnya. Hari demi hari Delisa giat menghafal bacaan-bacaan shalat. Terlebih Ummi berjanji akan menghadiahkan sebuah kalung untuk Delisa jika Delisa berhasil melaksanakan tugas dengan baik.
        Pada tanggal 26 Desember 2004 tepat hari Minggu, Delisa serta teman-temannya akan mempraktekkan hafalan shalat yang meraka telah hafalkan beberapa hari lalu. Tibalah giliran Delisa, saat Delisa sedang mempraktekkan hafalannya dengan khusyuk tiba-tiba bumi bergetar hebat. Seketika air laut naik ke daratan. Bencana tersebut adalah gempa yang disusul dengan tsunami. Bencana ini tidak mengenal siapa pun, hingga menelan korban jiwa mencapai kurang lebih 15.000 termasuk Ummi, Kak Fatimah, Kak Zahra, dan Kak Aisyah.
        Delisa selamat dari bencana mengerikan itu. Badannya tersangkut di semak belukar. Siku kanan Delisa patah dan kaki kananya terjepit di bebatuan. Setelah 6 hari Delisa bertahan hidup akhirnya bantuan itu pun datang. Delisa ditemukan oleh seorang relawan prajurit yang bernama Smith dalam keadaan yang bercahaya. Atas izin Tuhan dan beberapa keajaiban tersebut mengantarkan prajurit Smith menjadi seorang mualaf.
        Abi yang mengetahui bencana tersebut tak bisa menemukan Delisa. Ia menghabiskan waktunya untuk mencari Delisa. Saat bertemu Abi, Delisa bercerita dengan semangatnya layaknya bocah yang tidak mengerti apa-apa. Bencana tersebut tidak mengubah Delisa menjadi anak yang pendiam. Delisa tetap menjadi anak yang ceria dan suka bertanya. Pada saat Delisa mengetahui kaki kanannya diamputasi ia tidak bersedih atau pun murung. Ia bersama Abi menjalani hidup bersama dan manatanya dai awal. Meski jasad Ummi belum ditemukan, tetapi Delisa dan Abi harus hidup normal.

        Setelah menuliskan sinopsis singkat berjudul Hafalan Shalat Delisa ini, saya akan mengambil karakter tokoh dari Delisa. Anak perempuan ini walau pun hidupnya setelah bencana tersebut menderita dengan kaki kanan diamputasi dan kehilangan 4 anggota keluarganya, namun Delisa tetap semangat dalam menjalani hidupnya tanpa mengeluh.
        Pelajaran hidup yang dapat kita ambil, yaitu :
1. Selalu ada hikmah yang diperoleh dibalik suatu kejadian yang terjadi dalam hidup kita.
2. Harus selalu bersyukur atas apa yang telah Tuhan berikan kepada kita.
3. Jangan mudah putus asa, karena masih banyak yang dapat kita lakukan di masa yang akan datang.
4. Perbuatan apa pun yang kita lakukan harus dikerjakan dengan ikhlas.
     

0 komentar:

Posting Komentar